Kerete Rel Listrik, transportasi sejuta umat boleh saya bilang karena saat ini menjadi primadona untuk alat angkutan di daerah jabodetabek. Cepat, tanpa macet, dan murah pastinya, inilah yang menjadikan KRL menjadi alat transportasi yang paling dinanti untuk daerah jabodetabek khusunya.
Disini saya mencoba berbagi pengalaman dan cerita seputar KRL Jabodetabek.
Cerita ini versi bangtierta, mohon maaf bagi pihak - pihak yang keberatan atau tersinggung.
Sumber : Google |
KRL Jabodetabek dikelola oleh PT KA Commuter Jabodetabek (KCJ) dibawah PT Kereta Api (Persero). Sejak tanggal 5 Desember 2011 terjadi perubahan rute perjalanan krl jabodetabek menjadi loopline.
Peta loopline perjalanan krl jabodetabek bisa dilihat di website KRL. Untuk jadwal keberangkatannya bisa dilihat disini ya KRL. Walaupun susah buat dapet jadwal pastinya, tadi aja KRL yang saya tumpangi telat hampir setengah jam, capee dehh.
Disini saya berikan rangkumannya rute perjalanan KRL Jabodetabek,
- Rute Merah : Jalur Bogor / Depok - Manggarai - Jakarta Kota (PP)
- Rute Orange : Bogor / Depok - Tanah Abang - Pasar Senen - Jatinegara (PP)
- Rute Biru : Bekasi - Jatinegara - Manggarai - Jakarta Kota (PP)
- Rute Hijau : Parung Panjang / Serpong - Tanah Abang (PP)
- Rute Coklat : Tangerang - Duri (PP)
- Rute Pink : Tanjung Priok - Jakarta Kota (PP)
Sumber : Google "KRL AC" |
KRL ada dua yang dioperasikan yaitu KRL ekonomi dan KRL AC. Tarif KRL ekonomi dari Depok 1500 dan KRL AC Rp 6000 *untuk tarif lainnya silahkan ke website www.krl.co.id*
Sangat murah memang, makanya banyak orang antri, rebutan, desakan untuk naik KRL ini. Kereta - kereta yang ada juga kebanyakan bekas dari punya Jepang deh, yaa mau gimana lagi beli baru mungkin ga cukup duitnya. Saat ini KRL Jabodetabek bisa melayani penumpang sekitar 400 - 500ribu orang, target yang ingin dicapai pada tahun 2018 adalah 1.5 juta penumpang / hari. Fantastic . . . .
Dan kabarnya juga akan dibangun jaringan krl ke arah bandara Soekarno - Hatta dari arah tangerang, dikabarkan menelan biaya setidaknya Rp 8 Trilyun. Woww . . . .
Uniknya Naik KRL Jabodetabek
Pengalaman naik KRL kembali saya jalani setelah diterima kerja lagi di daerah Cikini *yeeeee*. Perjalanan saya dari stasiun Universitas Indonesia - Cikini, melewati Universitas Pancasila - Lenteng Agung - Tanjung Barat - Pasar Minggu - Pasar Minggu Baru - Duren Kalibata - Cawang - Tebet - Manggarai. Perjalanan yang ditempuh sekitar setengah jam tanpa ngetem tanpa antri masuk stasiun, dengan kata lain lancar. Saya biasanya selalu naik KRL Commuter Line (AC) dengan biaya Rp 6000. Kalo diingat udah ga pernah lagi naik ekonomi *sembari mengingat naik KRL ekonomi*
Sumber : Google "KRL Ekonomi" |
begini lah kejadiannya seperti pada ilustrasi gambar disamping, luarr biasaa.
Jangankan KRL Ekonomi, KRL AC pun saya harus berdesakan, senggol-sengolan, rebutan agar bisa berada pada posisi yang nyaman didalam kereta.
Apa uniknya naik KRL, KRL itu ibarat kantong doraemon, apa aja bisa muat didalamnya. Kondisi sepenuh apapun, pada akhirnya bisa dimasukin, dimasukin, dimasukin. Ga perlu keseimbangan, ga perlu pegangan, karena anda akan dijepit sehingga tidak akan mungkin anda bisa jatuh.
Keunikan lainnya yang tak kalah hebat adalah penumpangnya sendiri, ditengah kepadatan yang ada di dalam kereta, beberapa penumpang yang memang tidak bisa dilepaskan dari gadget menunjukkan keahliannya dalam menggunakan gadget di dalam kereta yang penuh. Update sana, update sini, bbm sana, sini dan lain sebagainya. Wooww, yang tak kalah hebat adalah penumpang yang baca koran berdiri ditengah sesaknya suasana dalam kereta. Dan yang menyakitkan adalah orang yang duduk di lantai, atau di kursi lipat di saat kereta sedang dalam keadaan penuh, *ditegur dulu baru berdiri*. Untuk KRL AC sendiri, sudah sangat jelas pengumuman tidak boleh duduk di bawah atau menggunakan kursi lipat *potret yang tidak baik*. Namun, dalam kondisi yang tidak pada penumpang KRL AC nyaman ko, AC nya dingin bangett malahh.
Bagaimana dengan KRL Ekonomi, jauh dari yang namanya kenyamanan. KRL Ekonomi bisa dibilang juga sebagai mobile market atau pasar berjalan, segala jenis makanan, minuman, koran, ada yang jualan di dalamnya, sampai 'petugas kebersihan' pun ada. Beragam tindakan kriminal pun seringkali terjadi, pencopetan *dompett awass dompettt* bahkan sampai pencabulan / pemerkosaan. Ini adalah potret keterpurukan moda transportasi umum di negara ini.
Permasalahan
Permasalahan dari jaman jebot sampai era gadget sekarang, pemerintah masih belum bisa memperbaiki sektor penting dalam dunia transportasi di ibukota. Permasalahan penumpang di atas atap yang tidak bisa diatasi, mulai dari penyemprotan cat sampai dengan sekarang pemasangan bandul beton untuk mencegah adanya penumpang atap. Di setiap stasiun terpampang jelas, penumpang atap dilarang oleh UU. Dan yang paling konyol "Agar lebih manusiawi mulai tanggal 1 Januari 2012, tidak ada penumpang atap", huuuuu takutttt. Nyatanya sampai sekarang minggu ketiga Janauri masih ada penumpang atap.
Tidak bisa disalahkan penumpang atap, karena apa? karena hak mereka untuk naik KRL dengan nyaman pun tidak bisa terpenuhi. Di dalam kereta sudah penuh, yaa lebih baik diatas menurut merekaa, lebih full AC malah. Harga sebuah kenyamanan di Republik ini memang mahal.
"Penumpang tidak harus memaksakan diri masuk ke dalam kereta yang sudah penuh" Mana bisaaaaa? Orang mau kerja, datang tepat waktu, tidak bisa disamakan dengan kedatangan KRL yang kadang - kadang *dalam masalah waktu*. Kondisi yang sudah rutin ini memang tidak bisa dihindari lagi, kebutuhan penumpang akan transportasi yang cepat tanpa macet, menjadikan KRL satu2nya alternatif yang ada.
Lalu bagaimana . . . .
Sistem perkeretaapian harus diperbaiki, kapasitas kereta api ditambah sehingga rute perjalanan pun bertambah, buang saja itu kereta2 yang sudah tak layak pakai, sering mogok malah bikin jadwal kereta berantakan, perbaiki dan lengkapi infrastruktur yang ada sekarang. Butuh modal yang besar dong? memanggg,,dengan potensi penumpang KRL yang selalu meningkat tiap tahun, harusnya ini menjadi bahan pemikiran buat PT KA untuk memperbaiki sistem perkeretaapian yang ada sekarang.
Bertindak sebagaimana mestinya kita saja, pemerintah bertindak sebagai pemerintah mempunyai wewenang, memperbaiki sistem yang ada, penumpang bertindak layaknya penumpang, patuh aturan, beli dan bayar tiket dan sebagainya. Let's walk on the rule man.
wassalam
bangtierta
0 comments:
Post a Comment